Sebagai segelintir individu yang selama ini cukup “dekat” dengan BPD, maka tulisan dari Majalah Progres Edisi 10/Februari 2010 sangat menggelitik dan menurut saya perlu didokumentasikan.
Sebagai Bank yang dimiliki oleh masyarakat daerah, maka Bank Pembangunan Daerah (BPD) diharapkan menjadi Regional Champion ke depan. Hal ini menjadi sangat penting dalam momentum pertumbuhan era otonomi daerah dan peningkatan peran bank dalam pengembangan ekonomi masyarakat daerah secara berkualitas.
Beberapa prestasi yang telah diukir oleh BPD Seluruh Indonesia (seluruhnya berjumlah 26 BPD) antara lain adalah:
1. Total asset meningkat dari Rp 183,80 Trilyun pada Desember 2008 menjadi Rp 206,16 Trilyun pada November 2009 atau naik 12,17%.
2. Penyaluran kredit meningkat dari Rp 96,44 Trilyun per Desember 2008 menjadi Rp 123,26 Trilyun pada November 2009 atau naik 27,8% (jauh di atas rata-rata perbankan nasional yang hanya tumbuh kl 10%).
3. Dana tumbuh dari Rp 143,27 Trilyun pada Desember 2008 menjadi Rp 168,01 Trilyun pada November 2008 atau naik 17,27%.
9 Tantangan BPD Versi Bank Indonesia
1. Permodalan terbatas karena rata-rata modal inti BPD sebesar Rp 635 Milyar, masih jauh dibawah rata-rata modal inti perbankan nasional sebesar Rp 2 Trilyun.
2. Brand awareness BPD oleh masyarakat di masing-masing daerah masih rendah.
3. Kualitas pelayanan masih belum sesuai dengan harapan masyarakat setempat.
4. Kualitas dan kompetensi sumber daya manusia yang belum memenuhi kebutuhan pasar.
5. Inovasi dan pengembangan produk masih terbatas.
6. Jaringan layanan BPD di daerah setempat yang masih terbatas.
7. Belum optimalnya strategic partnership di antara BPD untuk kegiatan-kegiatan tertenut (antara lain treasury, pelayanan , HRD, promosi dan kredit sindikasi).
8. Struktur pendanaan yang berasal dari masyarakat masih relative rendah.
9. Komposisi portfolio kredit ke sektor-sektor produktif masih relative rendah.
No comments:
Post a Comment