Monday, March 29, 2010

Latah...eh..latah..

Diambil dari sumber: Majalah Ummi, Edisi Juni 2007.

Latah bicara disebut latah echolalia. Kalau latah meniru gerakan, itu disebut echopraxia. Latah dengan omong jorok, disebut coprolalia. Sedangkan latah yang kalau diperintah, misalnya ada orang bilang, “Sujud”, dia langsung sujud, maka itu namanya automatic abodience.

Latah telah masuk ke ranah ilmu jiwa dan dibicarakan ilmuwan dunia. Latah adalah sindrom yang punya kaitan dengan budaya di sebuah wilayah tertentu. Sebab, ternyata gejala latah ini hanya terdapat di beberapa kawasan, dan beberapa kawasan di Asia adalah memang menjadi wilayah latah. Kalau di Indoensia, Cuma ada di Jawa, Betawi, Sumatera. Di Menado, tidak ada orang yang latah. Di luar wilayah tadi, latah juga ada di Jepang, walau pada suku-suku tertentu saja, termasuk juga ada latah di Perancis.

Karena tertekan
Latah mungkin bisa dikatakan sebagai salah satu bentuk ungkapan yang diambil oleh orang-orang yang terus menanggung berbagai tekanan, dan tekanan itu tak bisa terekspresikan. Dalam hal ini ada represi – orang menekan dalam-dalam keinginan seksualnya dan akhirnya sampai alam bawah sadar, dan pada akhirnya akan muncul gerakan atau ucapan yang kesannya tak disengaja. Jadi, ucapan yang tidak disengaja itu didasari dari dirinya juga.

Latah dengna mengucapkan kata-kata cabul, misalnya dapat merupakan suatu pertanda hasrat seksual yang terus ditekan. Kerap kita dengar ibu-ibu atau nenek-nenek latah mengeluarkan kata-kata “ajaib” dan mengaku bahwa latahnya itu dimulai sejak ia bangun pagi setelah malamnya bermimpi melihat sebakul alat vital lawan jenisnya. Sebenarnya, mimpinya yang seperti itu karena refleksi seksualitasnya. Secara alam bawah sadar, dia melihat ‘barang’orang. Biasanya orang yang latah dengan berkata jorok perilakunya juga beda. Misalnya, dia suka ngintip-intip, agak genit.

Orang yang lama hidup dalam kendali orang yang otoriter, yang gemar menanamkan agar norma yang berlau di masyarakat itu dijunjung setinggi-tingginya, juga bisa keluar sebagai orang latah. Alhasil, begitu dibentak “Sujud!”, si latah akan segera bersujud, karena alam bawah sadarnya sudah “terlatih” untuk patuh.
Ada juga yang latah karena pengondisian. Terus bergaul dengan orang latah bisa membuat kita ikut-ikutan latah. Malah, latah kadang-kadang bisa jadi alat buat mencari perhatian.
Latah juga bisa bersumber dari kecemasan yang tersembunyi.

Hipnotis
Memang harus ada penyelidikan yang mendalam mengapa orang yang latah rata-rata datang dari golongan ekonomi rendah, berusia tua dan wanita. Namun mungkin sekaligus karena alasan itu pulalah orang yang latah enggan atau merasa tak perlu berkonsultasi ke dokter jiwa untuk mengatasi latahnya.

Latah bisa diatasi dengan membuka represi yang dialami, yaitu dengan jalan konsultasi, hipnotis, relaksasi. Si latah dibuat rileks dulu. Alam bawah sadarnya dibuka melalui konsultasi sampai akhirnya dia sadar. Hipnotis digunakan antara lain untuk menanamkan nilai-nilai positif pada si latah sehingga kelak ia akan punya rem begitu latahnya mau tercetus.

Mungkin ada yang menikmati penyakit inbi. Misalnya orang yang sengaja mencari perhatian tadi. Namun, yang jelas, bagi sebagian penderitanya, latah juga bisa bikin lelah.

No comments: