Artikel dari Experd ini..... saya suka...
Hubungan atasan-bawahan akan dirasakan sebagai neraka bila ada 'ketidakcocokan'. Tidak jarang individu berencana mengundurkan diri bila ia merasa akan terus berada di bawah bimbingan atasan tertentu. Di lain pihak, banyakkah individu yang kemudian benar-benar mengambil langkah mundur karena alasan tertentu? Tidak juga.
Pada dasarnya bawahan tidak bisa memilih atasan, sementara atasan lebih bebas memilih bawahan. Mau tidak mau bawahanlah yang harus menyelesaikan diri bagaimana pun kondisi atasan. Sebagai bawahan, dapatkah kita me-manage
hubungan menjadi mesra?
Belajar cara menyampaikan informasi
Atasan punya banyak cara berkomunikasi. Dari pengamatan, bawahan sering tidak merasa penting untuk menyesuaikan cara berkomunikasi. Atasan yang "mobile", misalnya, tidak sempat membaca laporan yang berlembar-lembar. Seni berhubungan dengan atasan adalah mengupayakan sedemikian rupa agar komunikasi 'sampai' pada atasan.
"Saya lebih suka di-sms bila ada hal yang harus saya putuskan." Preferensi atasan ini yang perlu ditemukan dan dipelajari oleh bawahan. Dalam menyampaian informasi, bawahan juga perlu belajar membuat kerangka presentasi yang komperhensif. Gunakan magic word, kata-kata berbobot positif, walaupun dalam berita terkandung informasi yang negatif.
Pelajari "likes and dislike" atasan
Keluhan mengenai atasan yang menganut paham "likes and dislike" bisa dijawab santai ; "so what?". Setiap orang mempunyai "likes and dislike". Ini manusiawi. Setiap orang mempunyai nilai, prioritas,kekuatan,kelemahan, dan keahliannya masing-masing. Setiap atasan juga mempunyai preferensi pertemanan.
Kita sebenarnya bisa menganalogikan situasi "likes and dislike" dengan rasanyaman. Atasan bisa merasa tidak nyaman terhadap situasi tertentu dan tentunya ia tidak akan menyukai bila dibawa ke situasi tersebut. Atasan pun mempunyai kebutuhan akan rasa aman, nyaman dan kesuksesan.
Bila Anda membantu atasan untuk merasa nyaman dengan peran Anda di bawah kepemimpinannya dan memastikan bahwa peran Anda memberi kontribusi pada kesuksesannya, ia pasti akan bersikap lebih terbuka dengan Anda.
Jangan harap atasan bertanggung jawab terhadap hubungan dengan Anda wewenang dan kekuasaan atasan yang lebih besar, sering dipersepsikan sebagai kekuatan untuk menghukum dan berlaku tidak "fair" ke bawahan. Hal ini juga disertai anggapan bahwa atasan-lah yang harus bertanggung jawab untuk membina hubungan baik dengan bawahan. Sebaliknya, kita perlu melihat bahwa tanggung jawab atasan lebih besar, tugasnya lebih sulit, sehingga hubungan mesra dengannya lebih efektif bila diupayakan dari pihak bawahan.
Bantu atasan meraih sukses
Ingat bahwa Anda dan atasan berada dalam satu tim. Sukses atasan adalah sukses Anda. Kerelaan Anda terhadap kesuksesan atasan akan terasa olehnya. Biasanya atasan berada dalam posisi yang terisolasi, sehingga ia kekurangan masukan. Jangan biarkan atasan Anda bersikap acuh tak acuh dengan teknologi,penampilan, dan cara berkomunikasinya. Seorang atasan perlu di-"brief" mengenai rahasia umum yang beredar di lingkungan kerja dan cara berkomunikasinya.
Seorang atasan baru, perlu di-"brief" mengenai rahasia umum yang beredar di lingkungan kerja, dan cara informal yang biasa dilakukan di luar prosedur standar perusahaan. "Brief" bawahan seperti ini bahkan akan menghasilkan hubungan saling percaya dan nyaman di tim Anda. Upaya untuk menjadi bagian dari solusi atasan adalah hal yang paling efektif untuk membina hubungan atasan bawahan.
Jangan harap hasil segera
Membina hubungan mesra dan saling percaya butuh waktu. Perubahan sikap atasan tidak terjadi dalam sekejap. Saat mengupayakan peningkatan kematangan dan kedewasaan diri dalam hubungan atasan bawahan, kita perlu bersabar untuk menunggu reaksi positif atasan. (Experd)
No comments:
Post a Comment